Table of contents
Pernah bingung cara upload Laravel ke addon domain, khususnya di hosting IDwebhost? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak pengguna hosting yang mengalami kebingungan saat pertama kali mencoba upload Laravel ke addon domain. Artikel ini akan jadi panduan lengkap buat kamu, supaya proses upload Laravel berjalan lancar, tanpa pusing.
Syarat dan Persiapan
Sebelum masuk ke langkah teknis, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan agar proses upload Laravel ke addon domain bisa berjalan lancar:
Sebelum memulai proses upload Laravel ke addon domain, pastikan beberapa hal berikut sudah kamu siapkan:
- Akun Hosting IDwebhost Aktif dan Akses cPanel
Pastikan kamu sudah memiliki akun hosting IDwebhost yang aktif, lengkap dengan akses ke cPanel. Semua proses upload dan pengelolaan file akan dilakukan dari sana. - Source Code Laravel Lengkap
Siapkan folder project Laravel-mu secara utuh. Jangan sampai ada file penting yang tertinggal, termasuk file konfigurasi seperti .env. - File Database (.sql)
Jika aplikasi Laravel kamu menggunakan database, pastikan sudah punya file .sql hasil export dari database lokal. - Tools Pendukung
Kamu bisa menggunakan File Manager di cPanel untuk upload file. Kalau ukuran filenya besar, lebih nyaman pakai FTP Client seperti FileZilla.
Langkah-Langkah Upload Laravel ke Addon Domain
Supaya proses upload Laravel berjalan lancar, kamu perlu mengikuti langkah-langkah berikut dengan cermat. Jangan khawatir, semua langkahnya saya jelaskan satu per satu agar mudah dipahami.
Langkah 1: Login ke cPanel Hosting IDwebhost
Langkah pertama tentu saja login ke cPanel hosting IDwebhost kamu. Ini adalah pusat kendali untuk semua pengelolaan website.
- Buka browser dan akses alamat: https://namadomain.com/cpanel, atau kamu juga bisa login melalui Dashboard IDwebhost.
- Masukkan username dan password cPanel sesuai data akun hosting kamu.
- Setelah berhasil login, kamu akan melihat berbagai menu pengaturan hosting.
Langkah 2: Tambahkan Addon Domain
Addon domain adalah domain tambahan yang kamu pasang di dalam akun hosting yang sama. Dengan fitur ini, kamu bisa menjalankan lebih dari satu website tanpa perlu beli hosting baru.
- Di halaman utama cPanel, cari menu Addon Domains.
- Masukkan nama domain yang ingin kamu tambahkan.
- Setelah selesai, sistem akan otomatis membuatkan folder khusus di direktori public_html, biasanya dengan nama sesuai domain tersebut, misalnya: /public_html/namadomain.com/.
- Folder inilah yang nantinya akan menjadi root direktori untuk website Laravel kamu.
Langkah 3: Upload File Laravel ke Folder Addon Domain
Sekarang, waktunya kamu mulai upload file Laravel:
- Kompres seluruh project Laravel kamu menjadi satu file .zip agar lebih mudah diunggah.
- Buka File Manager → masuk ke folder addon domain yang tadi dibuat.
- Upload file .zip → lalu klik Extract agar file project Laravel keluar di dalam folder tersebut.
- Setelah diekstrak, kamu akan melihat struktur folder Laravel yang lengkap.
Langkah 4: Pindahkan Isi Folder Public
Supaya Laravel bisa diakses dengan benar dari domain, ada langkah penting yang harus dilakukan:
- Buka folder /public dari project Laravel.
- Pindahkan seluruh isi folder public (bukan foldernya) ke root folder addon domain, contohnya di: /public_html/namadomain.com/.
Edit file index.php di root → sesuaikan path autoload dan bootstrap sesuai struktur direktori. Contohnya:
require __DIR__.'/../laravel_folder/vendor/autoload.php';
$app = require_once __DIR__.'/../laravel_folder/bootstrap/app.php';
Langkah 5: Buat Database & Upload File Database
Jika aplikasi Laravel-mu menggunakan database:
- Masuk ke menu MySQL Databases → buat database baru beserta username-nya.
- Setelah itu, buka phpMyAdmin → pilih database tersebut → klik Import → upload file .sql milik project Laravel.
Langkah 6: Konfigurasi File .env Laravel
Agar Laravel bisa terkoneksi ke database, kamu perlu mengedit file .env:
DB_DATABASE=namadatabase
DB_USERNAME=username_database
DB_PASSWORD=password_database
Sesuaikan nama database, username, dan password dengan yang kamu buat di cPanel.
Langkah 7: Konfigurasi .htaccess
Agar URL routing Laravel berfungsi normal:
- Buka file .htaccess di root folder addon domain.
- Pastikan URL rewrite sudah diatur. Contoh konfigurasi standar:
<IfModule mod_rewrite.c>
RewriteEngine On
RewriteRule ^(.*)$ public/$1 [L]
</IfModule>
Langkah 8: Selesai: Akses Website Laravel
Terakhir, coba akses website kamu melalui domain → contoh: https://namadomain.com.
Jika ada error:
- Periksa kembali path di file index.php.
- Pastikan folder /storage dan /bootstrap/cache punya permission yang sesuai, biasanya 755 atau 775 agar writable.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Laravel milikmu akan berjalan dengan baik di addon domain.
Testing dan Troubleshooting
Sebelum menyatakan proses upload Laravel berhasil sepenuhnya, ada baiknya kamu melakukan beberapa pengecekan berikut agar semuanya berjalan normal:
- Database terkoneksi atau tidak: Coba akses halaman utama aplikasi. Jika muncul data dari database, berarti koneksi sudah berjalan.
- Routing URL normal atau tidak: Pastikan tidak ada error 404 saat membuka halaman lain. Jika ada, kemungkinan konfigurasi .htaccess masih perlu diperbaiki.
- Jika error muncul: Gunakan fitur cPanel Error Log atau cek file storage/logs Laravel untuk melacak penyebab error lebih detail.
- Permission error atau normal: Biasanya terjadi jika folder storage atau bootstrap/cache belum writable.
Mengapa Upload File Laravel di Addon Domain?
Nah, setelah kamu memahami cara upload Laravel ke addon domain, mungkin muncul pertanyaan: kenapa sih harus repot-repot pakai addon domain? Apa sebenarnya manfaatnya?
Addon domain adalah fitur di cPanel yang memungkinkan kamu menambahkan domain tambahan ke dalam satu akun hosting. Artinya, kamu bisa memiliki beberapa website dalam satu paket hosting yang sama.
Buat kamu yang sering mengerjakan proyek Laravel, addon domain ini cocok untuk:
- Testing project Laravel tanpa perlu beli hosting terpisah.
- Menghemat biaya karena cukup satu hosting bisa untuk beberapa website.
- Lebih praktis dalam manajemen hosting.
Kalau kamu pengguna IDwebhost yang ingin mengembangkan beberapa proyek sekaligus, addon domain jelas bisa jadi solusi yang efisien.
Kenapa Laravel Perlu Konfigurasi Khusus Saat Upload ke Hosting?
Perlu kamu tahu, Laravel itu unik. Struktur filenya sedikit berbeda dibandingkan CMS biasa seperti WordPress. Secara default, Laravel memiliki beberapa folder utama, antara lain:
- /public → folder untuk file yang boleh diakses publik (index.php, .htaccess, dll.)
- /app → folder untuk logika aplikasi.
- /vendor → berisi library dan dependency Composer.
- /routes, /resources, /config → komponen penting aplikasi Laravel lainnya.
Nah, supaya Laravel bisa berjalan baik di shared hosting seperti IDwebhost, ada sedikit penyesuaian yang perlu dilakukan, terutama pada folder /public.
File-file di dalam folder /public sebaiknya dipindahkan ke root direktori addon domain. Ini untuk alasan keamanan dan agar Laravel bisa diakses langsung lewat domain.
Selain itu, konfigurasi file .htaccess juga penting agar URL routing Laravel bekerja dengan benar. Jadi, jangan heran kalau upload Laravel sedikit berbeda dibandingkan upload CMS biasa.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah tahu cara upload Laravel ke addon domain dengan benar. Mulai dari persiapan, proses upload, konfigurasi database, sampai cara menyesuaikan setting Laravel di shared hosting IDwebhost.
Kalau masih kesulitan, jangan ragu manfaatkan layanan customer support IDwebhost untuk membantu menyelesaikan kendala teknisnya.